MAKALAH PENYAKIT MENINGITIS
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pembuatan makalah
yang diberi judul Asuhan Keperawatan pasien dengan Meningitis ini
karena ada dorongan atau motivasi pribadi saya yang ingin lebih tahu
atau dengan jelas dan detail tentang apa itu penyakit Meningitis, dengan
harapan adanya penjelasan lebih lanjut. Sumber-sumber yang kami dapat
dari google sangat membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Sehingga
untuk kedepannya bisa dimanfaatkan lebih lanjut.
b. Tujuan
- Agar mengetahui definisi dari pada penyakit meningitis,
- Agar mengetahui apa penyebab dari penyakit meningitis,
- Agar mengetahui perjalanan penyakit meningitis dari sehat sampai sakit,
- Agar mengetahui tanda dan gejala dari penykit meningitis,
- Agar mengetahui cara-cra pengobatan dari penykit meningitis.
c. Rumusan masalah
- Apa penyebab terjadinya penyakit meningitis?
- Bagaimana cara penyembuhannya?
- Apa saja tanda dan gejala penyakit meningitis?
- Vaccine apa saja yang digunakan untuk pencegahan penyakit meningitis?
BAB II
1. KONSEP DASAR
a. Definisi
Meningitis atau radang otak merupakan infeksi yang sering terjadi di sekitar otak dan saraf tulang belakang. Meningitis dapat disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun
jamur yang menyebar masuk ke dalam darah dan berpindah ke dalam cairan
otak. Pasien diduga mengalami meningitis haruslah dilakukakn pemeriksaan
yang akurat, baik itu disebabkan virus, bakteri ataupun jamur. Hal ini
diperlukan untuk spesifikasi pengobatannya, karena masing-masing akan
mendapatkan terapi sesuai penyebabnya.
b. Etiologi
Bakteri yang dapat menyebabkan serangan meningitis diantaranya :
- Streptococcus pneumoniae (pneumococcus)
Bakteri ini paling
umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri
ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus).
- Neisseria meningitides (meningcoccus)
Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae, meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah.
- Haemopilus influenza (haemophilus)
Haemophilus influinzae tipe b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan oleh virus jenis ini.
- Listeria monocytogenes (listeria)
Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis. Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang terkontaminasi.
Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan)
Bakteri lainnya juga dapat menyebabkan meningitis adalah Saphylococcus aureus dan Mycobacterium tubercolosis.
c. Patofisiologi
Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : durameter, aracnoid, dan piameter. Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak/mengalir mellalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler
dan seluruh otak dan sumsum tulang belakang, direabsorbsi melalui villi
aracnoid yang berstruktur seperti jari-jari di dalam lapisan subarachnoid. Organisme (virus/bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis,
memasuki cairan otak melalui aliran darah di dalam pembuluh darah otak.
Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh
fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena
hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar),
mikroorganisme yang masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid.
Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab peradangan pada
piameter, cairan otak dan ventrikel. Eksudat yang dibentuk akan
menyebar, baik ke karnial maupun ke saraf spinal yang dapat menyebabkan
kemunduran neurologis selanjutnya, dan eksudat ini dapat menyebabkan sumbatan aliran normal cairan otak dan dapat menyebabkan hydrocephalus.
Menifestasi
- Pada awal penyakit, kelelahan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah laku. Sesuai dengan cepatnya perjalanan pasien menjadi stupor.
- Sakit kepala
- Sakit-sakit pada otot-otot
- Reaksi pupil terhadap cahaya. Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata pasien
- Adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI
- Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap selanjutnya bias menjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot.
- Refleks Brudzinski dan reflek Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak terdapat pada virus meningitis.
- Nausea
- Vomiting
- Demam
- Takikardia
- Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dan korteks cerebri atau hiponatremia
- Pasien merasa takut dan cemas.
Apabila ada
tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya penderita dibawa
kerumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang intensif.
Pemeriksaan fisik pemeriksaan laboratorium yang meliputi tes darah
(elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan
pemeriksaan X-Ray (rontgen) paru akan membantu dokter dalam mendiagnosa
penyakit. Sedangkan pemeriksan yang sangat penting apabila penderita
telah diduga meningitis adalah pemriksaan lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak).
Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik secara infuse (intravenous)
adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurangi
atau menghindari resiko komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada
penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.
f. Penatalaksanaan
1.Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime)
2. Ampicillin, vancomycin dan carbapenem (meropenem)
3. Haemophilus influenze typ b (Hib)
4. Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7)
5. Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV)
6. Meningococcal conjugate vaccine (MCVA)
2. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian Fisik
b. Data Subyektif
v Pasien mengatakan sakit kepala
v Pasien mengatakan sakit pada otot
v Pasien mengatakan demam
c. Data Obyektif
v Adanya disfungsi pada syaraf III, IV, VI
v Photofobia apbila ada cahay diarahkan pada mata pasien.
v N : 20
- Menganalisa Data
No |
Data
|
Masalah
|
Etiologi
|
1 | Pasien mengatakan sakit kepala |
b. Diagnosa Keperawatan
v Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
v Resiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertemi
v Gangguan rasa nyaman berubungan dengan hipertermi
v Resiko terjadinya injuri berubungan dengan adanya kejang
c. Interversi
v Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
Kriteria hasil :
ü TTV dalam batas normal
ü Rasa sakit kepala berkurang
ü Kesadaran meningkat
ü Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat.
v Interversi
ü Anjurkan pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal.
ü Bantu pasien untuk membatasi muntah dan batuk
ü Anjurkan pasien untuk mengeluarkan nafas apabila bergerak atau berbalik di tempat tidur.
ü Berikan cairan perinfus denga perhatian ketat
ü Berikan terapi sesuai advis dokter.
v Resiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertermi :
Kriteria hasil :
ü Tidak terjadi kejangan ulang
ü Suhu 36,5-37,5 0C
ü Nadi 110-120x / menit
ü Rr. 24-28x / menit
ü Kesadaran (Composmentis)
v Intervensi :
ü Longgar kan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat.
ü Berikan kompres dingin.
ü Berikan extra cairan (susu, sari buah, dll)
ü Observasi kejang dan tanda vital tiap 4 jam
ü Batasi aktivitas selama badan pasien panas.
ü Berikan anti piretika dan pengobatan sesuai advis.
v Gangguan rasa nyaman berhubungan dngan hipertermi
Kriteria hasil :
ü Suhu tubuh 36-37,5 0C
ü Nadi 100-110x / menit
ü Rr : 24-28x / menit
ü Kesadaran Composmetis
v Interversi :
ü Kaji faktor-faktor terjadinya hipertermi.
ü Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam sekali
ü Pertahankan suhu tubuh normal
ü Berikan kompres dingin pada kepala atau ketiak
ü Anjurkan untuk menggunakan baju tipis
ü Atur sirkulasi udara ruangan
ü Anjurkan pasien banyak minum
ü Batasi aktivitas fisik.
v Resiko terjadi injuri berhubungan dengan adanya kejang.
Kriteria hasil :
ü Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang
v Interversi :
ü Monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnya.
ü Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang.
ü Kolaborasi berikan terapi sesuai advis dokter.
BAB II
1. PENUTUP
Puji syukur kepada Allah S.W.T.
karena dengan ini saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pasien dengan Meningitis”. Semoga dengan dibuatnya makalah ini, bisa bermanfaat di dalam masyarakat pada umumnya.
2. KESIMPULAN
Meningitis atau radang otak disebabkan
oleh infeksi di sekitar otot, dan saraf tulang yang di sebabkan oleh
virus yang masuk melalui peredaran darah dan cairan otak. Banyak bakteri
yang mengakibatkan serangan mengintis, diantaranya adalah stretococcur pneumonia dan masi banyak lai virus-virus yang bias mengakibatkan penyakit meningitis.
Gejala yang biasanya di tampakkan oleh penderita Meningitis adalah sakit kepala, demam, sakit otot-otot, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar