Kamis, 14 Mei 2015



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1.      Latar Belakang
Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan tidak menyenangkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benar-benar memahaminya. Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus menstruasi sampai melewati umur 50 tahun.
Selanjutnya, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat menopause ini sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu untuk energi tubuh, mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang dapat menjadi lebih terlihat pada saat proses penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga yang teratur juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses menopause ini. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas pada pokok pembahasan.
1.2.            Tujuan
1.2.1.                Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Askeb IV dan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai asuhan kebidanan pada ibu menopause.
1.2.2.                Tujuan Khusus
1.        Untuk mengetahui definisi dari menopause
2.        Untuk mengetahui jenis- jenis dari menopause
3.        Untuk mengetahui tahap-tahap dari menopause
4.        Untuk mengetahui gejala- gejala menopause
5.        Untuk mengetahui tanda awal menopause
6.        Untuk mengetahui gangguan pada menopause
7.        Untuk mengetahui kelainan organic pada masa menopause
8.        Untuk mengetahui pengobatan pada menopause
9.        Untuk mengetahui pola makan sehat menuju menopause
10.    Untuk megetahui cara berolahraga pada saat menopause
11.    Untuk mengetahui dan mengerti cara mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu menopause
1.3.Manfaat
  1. Mengetahui definisi dari menopause
  2. Mengetahui jenis- jenis dari menopause
  3. Mengetahui tahap-tahap dari menopause
  4. Mengetahui gejala- gejala menopause
  5. Mengetahui tanda awal menopause
  6. Mengetahui gangguan pada menopause
  7. Mengetahui kelainan organic pada masa menopause
  8. Mengetahui pengobatan pada menopause
  9. Mengetahui pola makan sehat menuju menopause
  10. Megetahui cara berolahraga pada saat menopause
  11. Mengetahui dan mengerti cara mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu menopause
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. DEFINISI MENOPAUSE
Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu Men Dan Pauseis yang menggambarkan berhentinya haid. Menurut kepustakaan abad 17 dan 18, menopause dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi.
Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 40 – 50 tahun. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali. Dapat didiagnosa setelah 1 tahun tidak mengalami menstruasi. Masa pancaroba ini disertai dengan gejala-gejala yang khas. Pada premenopause timbul kelainan haid, sedangkan dalam postmenopause terjadi gangguan vegetatif seperti panas, berkeringat dan palpitari, gangguan psikis berupa labilitas emosi dan gangguan organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang.
Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau berhenti. Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur.
2.2. JENIS-JENIS MENOPAUSE
Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah dan menopause prematur (dini).
1.        Menopause Alamiah
Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Menstruasi datang secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan alirannya mungkin bertambah atau berkurang. Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhkan perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.
2.        Menopause Dini
Menurut dr. ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia di atas 40 tahun, misalnya pada usia di atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan sebagai wanita yang mengalami menopause dini. Demikian juga pada wanita usia produktif yang tidak lagi haid karena pengangkatan rahim, ia tidak dapat disebut sebagai penderita menopause dini. Ini disebabkan indung telurnya masih ada dan masih memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan hormon estrogen. Sementara itu, jika kedua indung telurnya di angkat, otomatis produksi hormon estrogen terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi untuk seterusnya sehingga dapat disebut telah mengalami menopause dini.
Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa karena indung telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker indung telur. Kedua, diduga karena gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan yang tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas zat kimianya. Pada umumnya, obat-obatan pelangsing memang mengandung zat kimia yang dapat menghambat produksi hormon.
Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun setiap orang mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi dari segi perubahan fisik penderita menopause biasanya tampak lebih parah. Ini terlihat dari keluhan –keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang datang lebih cepat. Oleh karena itu datangnya menopause dini perlu diwaspadai.
2.3.     TAHAP- TAHAP MENOPAUSE
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause, menopause dan pasca menopause.
1.    Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan fisik yang berarti.
2.  Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh.
3.        Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain, pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan hormonalnya.
2.4.      GEJALA – GEJALA MENOPAUSE
Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen/progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium.
Perubahan hormonal pada tubuh tersebut berakibat munculnya gejala-gejala seperti nyeri sendi & sakit pada punggung, pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat melakukan hubungan seksual), sulit menahan kencing, gangguan mood & emosi tinggi sehingga menimbulkan stres, selain itu penurunan kadar estrogen juga mengakibatkan kecenderungan peningkatan tekanan darah, pertambahan berat badan & peningkatan kadar kolesterol. Pada jangka panjang keluhan akibat menurunnya kadar estrogen ini dapat menyebabkan osteoporosis, penyakit jantung koroner, dementia tipe Alzheimer, stroke, kanker usus besar, gigi rontok & katarak.
Adapun gejala lain yang terjadi selama menopause yaitu :
a. Ketidakteraturan siklus haid
b. Gejolak rasa panas
d. Perubahan kulit
e. Keringat dimalam hari
f. Sulit tidur
g. Perubahan pada mulut
h. Kerapuhan tulang
j. Penyakit
Bagi kebanyakan wanita keluhan-keluhan tersebut terutama yang bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan dampak negatif pada kualitas hidup & rasa percaya diri. Untuk itu perlu penanganan menopause yang tepat dalam menghadapinya. Saat ini pengobatan yang paling efektif untuk mengobati gejala menopause & sekaligus sebagai pencegahan terhadap osteoporosis adalah dengan terapi berbasis hormon estrogen yang bertujuan untuk menggantikan penurunan estrogen yang terjadi saat menopause. Dan untuk wanita menopause yang masih memiliki uterus (rahim) maka terapi tersebut dikombinasikan dengan progestogen.
2.5.      TANDA AWAL MENOPAUSE
a.    Perubahan kejiwaan
Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah : merasa tua, mudah tersinggunga, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme),  dan juga merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain.
b.  Perubahan fisik
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi.
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah sensitive makin sulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang terutama terjadi pada persendian paha. 
2.6.            GANGGUAN MENOPAUSE
Gangguan menopause ialah jadwal menopause
1)     Menopause premature
     Terhentinya haid pada umur 40 tahun
     Terdapat gejala premenopause hot flushes, kenaikan gonadotropin
2)     Menopause terlambat
     Berhentinya haid setelah umur 55 tahun
     Terdapat gejala menopause
2.7.      KELAINAN ORGANIC PADA MASA MENOPAUSE
Dengan rangsangan estrogen terus-menerus tanpa selingan progesterone memberikan peluang terjadinya keadaan patologis organ tujuan estrogen dalam bentuk :
1)          Perdarahan disfungsional semakin meningkat
2)          Terjadi perubahan alat genetalia menjadi tumor jinak ; mioma uteri,
polip endometrial, polip servikal
3)  Karsinoma korpus uteri
4)   Keganasan payudara
2.8.      PENGOBATAN
Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani Terapi Sulih Hormon (TSH). Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan keuntungan yang diperoleh dari TSH dengan dokter pribadinya.
Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk :
·                     Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan.
·                     Membantu mengurangi kekeringan pada vagina.
·                     Mencegah terjadinya osteoporosis.
Beberapa efek samping dari TSH :
·           Perdarahan vagina
·           Nyeri payudara
·           Mual
·           Muntah
·           Perut kembung
·           Kram rahim.
Untuk mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan dari TSH, para ahli menganjurkan:
·                     Menambahkan progesteron terhadap estrogen.
·                     Menambahkan testosteron terhadap estrogen.
·                     Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah.
·      Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk pemeriksan panggul, dan Pap smear sehingga kelainan bisa ditemukan sedini mungkin.
Estrogen tersedia dalam bentuk alami dan sintetis (dibuat di laboratorium). Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala, migren. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal).
Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan lapisan vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser) dan untuk mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Wanita pasca menopause yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko menderita kanker endometrium. Resiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya pemakaian estrogen. Jika terjadi perdarahan abnormal dari vagina, dilakukan biopsi lapisan rahim. Mengkonsumsi progesteron bersamaan dengan estrogen dapat mengurangi resiko terjadinya kanker endometrium. Biasanya terapi sulih hormon estrogen tidak dilakukan pada wanita yang menderita :
Ø Kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut
Ø Perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti
Ø Penyakit hati akut
Ø Penyakit pembekuan darah Porfiria intermiten akut.
Kepada wanita tersebut biasanya diberikan obat anti-cemas, progesteron atau klonidin untuk mengurangi hot flashes. Untuk mengurangi depersi, kecemasan, mudah tersinggung dan susah tidur bisa diberikan anti-depresi.
2.9.    POLA MAKAN SEHAT MENUJU MENOPAUSE
Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita. Untuk mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin adalah salah satu jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormon estrogen pada tubuh. Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan mengkonsumsi ekstra estrogen yang banyak terkandung pada sejumlah bahan pangan.
Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak begitu bagus untuk seorang wanita menuju masa menopause karena ransel di kalori dapat lebih mudah selama fase kehidupan ini dan faktor risiko jenis penyakit tertentu bisa naik. Tidak mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman berkafein, akan memelihara hati dan sistem kardiovaskular yang sehat dan membantu untuk mengurangi risiko kondisi seperti kanker dan diabetes.
Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa kafein. Sayuran dan buah-buahan segar selalu penting untuk disertakan dalam setiap diet. Seorang wanita harus menjauhi makanan berlemak dan manis serta yang mengandung kafein atau apa pun yang benar-benar tidak memiliki nilai gizi.
Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur kimianya mirip dengan hormon estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efek seperti kerja estrogen. Senyawa tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan fitoestrogen adalah jenis kacang-kacangan terutama kacang kedelai, serta dapat ditemukan pada hampir semua jenis serealm sayuran, pepaya, dan tanaman lain yang kaya akan kalsium. Bahan pangan kaya fitoestrogen yang cocok digunakan untuk minuman segar antara lain tahu sutera. Bahan yang terbuat dari kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat lembut, seperti krim kental, dapat menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan minyak hewani.- Susu Kedelai. Susu yang terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen, sangat fleksibel diolah menjadi dessert yang mengugah selera. Dianjurkan pula mengkomsumsikan bengkuang, agar-agar rumput laut.
2.10.  OLAHRAGA TERATUR MENJELANG MENOPAUSE
Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya. Berolahraga memungkinkan untuk membakar lemak yang berlebih dengan lebih efisien. Dengan demikian, olahraga mambantu mengandalikan berat badan. Selain itu olahraga mempunyai manfaat sebagai berikut :
1)   Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, serta kemampuan tubuh untuk menjaga kadar gula darah.
2)   Menjaga kepadatan tulang.
3)   Menjaga massa otot.
4)   Membakar kalori lemak.
5)   Mengurangi stress
6)   Mengurangi gejala menopause misalnya meriang.
7)   Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi sejalan dengan bertambahnya usia.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Hari       : Sabtu                                                          Pukul  : 09.00 WIB
Tanggal          : 24 Desember 2011                                       Oleh    : Bidan
Subjektif
     Ny. E usia 41 tahun datang ke BPS pada tanggal 24 Desember 2011 pukul 09.00 WIB untuk memeriksakan kesehatannya. Dari hasil anamnesa diketahui Ny. E usia 41 tahun, Pendidikan SMP, Pekerjaan IRT , isteri dari Tn. D usia 45 tahun, pendidikan SMP, Pekerjaan Petani, kebangsaan Indonesia , Suku  Sunda, Agama islam, Alamat Kp. Poponcol Rt 02/01 Kelurahan Ciwulan Kecamatan Telaga Sari Kabupaten Karawang.
Ny. E untuk pertama kalinya datang ke BPS untuk memeriksakan kesehatannya karena ia mengeluh akhir- akhir ini Ny. E sering merasakan nyeri sendi, sakit pada punggung, sulit menahan kencing, rasa panas dan sulit tidur.
Ny. E menyatakan bahwa ia sudah tidak mendapatkan haid sejak dua bulan yang lalu
.
Objektif
Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik, keadaan emosionalnya stabil dan  kesadarannya compos mentis. Tekanan darah 130/80 mmHg, denyut nadi 74 x/menit, pernafasan 21 x/menit dan suhu badan 36,5 0 C. Tinggi badan 160 cm dengan berat badan 60 kg. Hasil pemeriksaan fisik  tidak ada oedema pada muka, konjungtiva pink, sklera terlihat putih. Pada mulut dan bibir tidak ada sariawan (stomatitis), lidah bersih, tidak ada pembengkakan dan perdarahan pada gusi, gigi ada caries. Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid dileher dan kelenjar getah bening di axilla. Bentuk dadanya simetris dan tidak ada retraksi pada dadanya, bunyi jantung ada bunyi mur-mur dan paru – paru tidak ada bunyi wheezing, Pada punggung dan pinggang tidak ada kelainan, posisi tulang belakang lordosis, tidak ada nyeri ketuk pada pinggang. Pada anus tidak ada haemoroid.
Assesmant
ibu usia 41 tahun dengan menopause.
Planning
·      Beritahu hasil pemeriksaan, memeberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu saat ini dalam keadaan baik, namun ibu sudah mengalami masa menopause.
·      Beritahu istirahat, memeberitahu pola istirahat yang cukup, ibu jangan terlalu banyak bekerja yang menyebabkan kelelahan.
·      Beritahu kebutuhan nutrisi, memberitahu kebutuhan nutrisi yang sesuai yaitu tidak mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman berkafein, akan memelihara hati dan sistem kardiovaskular yang sehat dan membantu untuk mengurangi risiko kondisi seperti kanker dan diabetes. Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa kafein.
·         Penkes personal hygiene, memberitahukan tentang personal hygiene yaitu mandi, ganti pakaian, cuci rambut dan gososk gigi di lakukan setiap hari.
·         Beritahu gejala menopause, memberitahukan tanda gejala menopause kepada pasien yaitu : Ketidakteraturan siklus haid, Gejolak rasa panas, Perubahan kulit, Keringat dimalam hari, Sulit tidur, Perubahan pada mulut, Kerapuhan tulang, Penyakit.
·            Beritahu penanganan, memberikan penanganan seperti : Pengobatan atau penanggulangan keluhan menopause bergantung dari beratnya keluhan atau lamanya masa menopause. Pengobatan dapat dilakukan dengan beberapa usaha antara lain :
1.    Mengurangi gejala-gejala yang mengganggu ( pengobatan simptomatis). Pengobatan simptomatis diberikan misalnya untuk pengobatan sakit kepala, jantung berdebar, tekanan darah yang tinggi dan lain sebagainya. Setelah gejala-gejala berkurang dapat dilanjutkan dengan pengobatan spesifik yaitu pengobatan Estrogen. Perlu diketahui bahwa pengobatan untuk menghilangkan gejala sampingan hanya bersifat sementara dan akan dikeluhkan kembali bila obat yang diberikan habis.
2.    Penggantian hormon yang kurang atau hilang.( Hormon Replacement Terapi = HRT ). Pengobatan estrogen penting bagi para wanita yang mempunyai faktor-faktor risiko untuk penyakit jantung misalnya perokok, riwayat penyakit jantung dan stroke dalam keluarga, kegemukan, tekanan darah tinggi dan wanita dengan menopause yang terlalu cepat (dini). Ada 5 keuntungan pemberian HRT antara lain :
• Meningkatkan mutu hidup para wanita bila gejala-gejala menopause itu dapat hilang dengan pengobatan estrogen
.• Tanpa pengobatan gejala-gejala tersebut akan bertahan selama waktu 10 tahun atau kadang-kadang seumur hidup.
• Pengobatan dengan estrogen jangka panjang akan melindungi kehilangan massa tulang dan osteoporosis.
• Keluhan-keluhan saluran kencing dan kemaluan akan berkurang, misalnya infeksi saluran kemih, , vagina, juga prolapsus uteri.
• Meningkatkan daya ingatan yang mulai berkurang.
3. Pengobatan supportif (pengobatan tambahan : misalnya Olah raga dan diet). Pengobatan supportif yang penting adalah mempertahankan hidup sehat.. Berhenti merokok akan sangat membantu, juga hindari minum alkohol dan kopi (caffein). Sering berolah raga untuk menurunkan berat badan, misalnya berjalan kaki. Makanan, sebaiknya yang cukup mengandung banyak kalsium.
BAB IV
P E N U T U P

3.1.    KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menopause bukanlah suatu yang menakutkan. Kedatangannya tidaklah menakutkan asalkan kita bisa mensikapinya dengan bijaksana & apabila terjadi keluhan-keluhan, kunjungilah nakes untuk mendapatkan terapinya.
Pada tinjauan kasus di atas dapat disimpulkan bahwa Ny.E telah mengalami menopause, Ny.E merasakan nyeri sendi, sakit pada punggung, sulit menahan kencing, rasa panas dan sulit tidur dan ia sudah tidak mendapatkan haid sejak dua bulan yang lalu. Untuk mengurangi gejala menopause dapat dengan Pengobatan supportif. Pengobatan supportif yang penting adalah mempertahankan hidup sehat. Berhenti merokok akan sangat membantu, juga hindari minum alkohol dan kopi (caffein) dan sering berolah raga untuk menurunkan berat badan, misalnya berjalan kaki.
3.2.    SARAN
Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering ditakuti oleh para wanita. Namun, hal ini bukan berarti wanita kehilangan identitas kewanitaannya. Justru seharusnya sadar bahwa wanita yang mengalami masa menopause memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang matang dalam berpikir. Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat memasuki masa menopause akan terjadi perubahan fisik dan emosi. Oleh karena itu, masa menopause merupakan masa yang membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari berbagai pihak, terutama keluarga. Selain hal tersebut penting diingat bahwa gaya hidup kita semasa muda sangat mempengaruhi gejala menopause yang akan dirasakan kelak. Berikut beberapa tips supaya tetap sehat saat memasuki masa menopause nanti, yaitu :
1.    Tidak merokok (bila merokok cobalah untuk berhenti),
2.    Tidak minum alkohol,
3.    Sering berolah raga secara teratur,
4.    Makan makanan yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang
kedelai sebagai sumber fitoestrogen)
5.    Cukup terkena cahaya matahari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar