Kamis, 14 Mei 2015



58 Langkah APN

Untuk melakukan asuhan persalinan normal dirumuskan 58 langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut:

1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.

3. Memakai celemek plastik.

4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.

5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.

6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.

7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.

8. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.

9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).

11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.

14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.

16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu

17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.

20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin

21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.

24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)

25. Melakukan penilaian selintas :

a. Apakah bayi menangi kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?

b. Apakah bayi bergerak aktif ?

26. Mengeringkan tubuh bayi nulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.

27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.

28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).

30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.

32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.

34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva

35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.

37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).

38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.

39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)

40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.

41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.

42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.

44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.

45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.

46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.

50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.

51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.

52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.

53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.

54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.

55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.

56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%

57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

58. Melengkapi partograf.

Trust Rating
Not Yet Rated
makalah-asuhan-kebidanan.blogspot.com
Close
Trust Rating
Not Yet Rated
viorenshaflody.blogspot.com
Close

MAKALAH PERSIAPAN DALAM PERSALINAN


                                         
                                              MAKALAH PERSIAPAN DALAM PERSALINAN



BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG

Kehamilan dan persalinan adalah proses yang normal, tetapi tidak menutupkemungkinan akan timbul berbagai masalah. Oleh karena itu, dibutuhkan pemantauankesejahteraan janin, serta persiapan persalinan dan kelahiran yang matang Orang-orangdi sekitarnya seperti bidan dan terutama keluarga harus turut serta menjagakesejahteraannya.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa lebih memahami tentang persiapan persalinan dan kelahiran
b.Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian persiapan persalinan dan kelahiran
 Untuk mengetahui dan memahami tentang komponen penting dalam rencana persalinan
 Untuk mengetahui dan memahami tentang Persiapan ibu akan bersalin

C.RUMUSAN MASALAH 
a. Bagaimana menghadapi persiapan persalinan dan kelahiran bayi?
b. Apakah komponen penting dalam rencana persalinan?
c. Apakah yang harus dipersiapkan ibu akan bersalin?


BAB II
PEMBAHASAN


A. PERSIAPAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN BAYI
Agar persalinan Anda berjalan lancar dan tidak lagi perlu khawatir terhadap apa dan bagaimana persiapan selama persalinan berjalan, tidak ada salahnya jika jauh-jauh hari Anda mempersiapkan kebutuhan persalinan tersebut. Berikut beberapa hal yang wajib untuk Anda fikirkan dan Anda persiapkan ;
  1. Membuat rencana persalinan, meliputi :  
    • Tempat persalinan 
    •  Memilih tenaga kesehatan terlatih 
    • Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan terlatih tersebut 
    • Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke tempat persalinan tersebut 
    • Siapa yang akan menemani persalinan 
    • berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara megumpulkannya 
    • siapa yang kan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan

  2. Membuat rencana pembuatan keputusan jika kegawat daruratan pada saat pembuat keputusan utama tidak ada 

    • siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga 
    • siapa yang akan membuat keputusan jika si pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawat daruratan

  3. Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan
    • dimana ibu akan melahirkan 
    • bagaimana cara menjangkaunya 
    •  kemana ibu mau dirujuk 
    • bagaimana cara mendapatkan dana 
    • bagaimana cara mencari donor darah

  4. Membuat rencana atau pola menabung-Tabungan ibu bersalin
      
  5. Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk persalinan
    • kain panjang 4 buah 
    • Pembalut wanita 
    • Handuk, waslap, alat mandi, alat make up 
    • pakaian terbuka depan, gurita ibu, BH 
    • Pakaian bayi, minyak talon 
    •  Tas plastic
B. YANG HARUS DISIAPKAN
Setelah minggu-minggu terakhir kehamilan anda waktu persiapan akan terasa begitu sedikit. Dan kapan waktu persalinan akan terjadi kadang tak dapat dipastikan. Adalah lebih baik jika anda sudah mempersiapkan apa saja yang harus dibawa ke rumah sakit pada saat hari yang ditunggu tersebut tiba.
Setelah kehamilan anda mencapai sekitar 7 bulan atau akhir kehamilan 28 minggu persiapkanlah barang-barang untuk persalinan yang akan dibawa ke rumah sakit dan masukkan kedalam satu tas khusus. Dan anda tidak boleh lupa memberitahukan suami anda mengenai tas khusus yang telah anda persiapkan ini. Sehingga bila harinya tiba semuanya telah siap dan suami andapun tidak lupa untuk membawa serta tas besar yang telah anda persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya ini.
1. Beberapa barang yang diperlukan untuk IBU di rumah sakit:
  •  Baju tidur. Bawalah baju tidur yang nyaman untuk anda pakai, sebaiknya yang mempunyai kancing di bagian depan sehingga mempermudah untuk menyusui bayi anda. Bawalah baju tidur dengan jumlah yang cukup anda dapat memperkirakan untuk persalinan normal atau alamiah biasanya 2 hari dan untuk persalinan operasi Caesar dibutuhkan 4-5 hari.
    set baju untuk anda pulang dari rumah sakit. Anda mungkin masih tetap terlihat seperti hamil, karena butuh waktu untuk tubuh kembali ke bentuk semula. Untuk itu bawalah baju yang nyaman, dan tidak sempit.
     
  • Sandal. Untuk anda berjalan sepanjang koridor rumah sakit dan juga menjaga kaki anda untuk tetap hangat. 
  • Pakaian dalam. Bawalah BH untuk menyusui dan celana dalam secukupnya. 
  • Pembalut wanita khusus untuk ibu bersalin. 
  • Gurita atau korset untuk ibu baru bersalin. 
  • Perlengkapan anda. Bawalah juga bedak, sisir, lipstick, pengharum tubuh/deodoran anda untuk anda berdandan karena anda akan bertemu dengan teman atau keluarga yang mengunjungi anda setelah proses kelahiran. 
  • Handuk, sabun. Pada beberapa rumah sakit menyediakannya, tapi tergantung bila anda ingin menggunakan milik anda sendiri maka anda lebih baik mempersiapkannya.
2. Keperluan untuk BAYI anda:
Biasanya keperluan bayi akan disediakan oleh rumah sakit. Anda cukup menyediakan persiapan untuk pulang dari rumah sakit.
  • Popok, bawalah beberapa buah. 
  • Baju bayi, bawalah 2 buah karena bayi kadang Gumo(memuntahkan sedikit susu ). 
  • Selimut atau Bedong. 
  • Kaos kaki dan tanggan. 
  • Gendongan.
    Persiapkanlah apa yang perlu anda bawa ke Rumah Sakit untuk persiapan persalinan dalam 1 tas dan letakkan ditempat yang mudah dijangkau dan jangan lupa memberitahu pasangan anda tentang tas itu.:)
C. PERSIAPAN DANA
Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yang relatif ringan. Namun, bila persalinan diperkirakan harus dilakukan dengan tindakan operatif, maka persiapan dana yang lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui apakah nanti akan dilakukan sesar, pasangan harus selalu berkonsultasi ke dokter. Lewat konsultasi ini diharapkan, segala kemungkinan yang bakal terjadi bisa lebih dicermati.
Bila diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa berancang-ancang mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila dana sudah terkumpul, otomatis beban mental suami juga bisa lebih teratasi

D. SUAMI SIAGA (Siap Antar Jaga)
Dr. Rudiyanti, Sp.OG. dari RS Internasional Bintaro, menegaskan, "Yang paling utama, mental harus dipersiapkan untuk menghadapi trimester pertama kehamilan dan menjelang persalinan." Persiapan mental suami, menurutnya, sangat diperlukan dalam menghadapi hal-hal berikut ini.
  1. Perubahan Fisik & Mental Istri
    Di trimester awal biasanya perubahan pada ibu terjadi secara menyolok. Meningkatnya produksi hormon progesteron membuat sikapnya sering berubah-ubah sesuai mood yang sedang dialaminya saat itu. Kadang gembira, sedih, marah-marah, ketus, dan sebagainya. Contoh kecil, sehabis sibuk bekerja, sesampainya di rumah suami bukannya disambut dengan senyuman. Istri malah menunjukkan wajah resah disertai keluhan pusing, mual, muntah, emosi yang meledak-ledak, dan sebagainya. Bila suami tidak siap mental, perselisihan dengan istri sangat mudah terjadi.

    Perubahan emosi ini, selain karena perubahan hormon juga disebabkan oleh kondisi tubuh ibu yang tiba-tiba menjadi tidak nyaman.

    Kalau begitu keadaannya, bagaimana tidak mempengaruhi kondisi emosionalnya. Ia jadi gampang marah, mudah kesal, cenderung malas, dan sebagainya. Bila suami sudah bersiap diri dengan mempelajari dan memahami berbagai perubahan yang bakal terjadi, menghadapinya akan lebih mudah. Paling tidak suami bisa membekali dirinya dengan sikap memaklumi dan sabar.

    Dari segi fisik, mungkin saja perubahan keseluruhannya masih belum terlalu kentara, tapi di satu sisi mungkin saja perubahan itu sudah mencapai klimaksnya, seperti munculnya jerawat, keringat, dan bau badan. Pencapaian klimaks ini dipengaruhi oleh perubahan hormon kehamilan di awal kehamilan. Hal inilah yang kadangkala membuat istri yang tadinya berwajah cantik menjadi berbintik-bintik, yang tadinya berkulit mulus menjadi kusam, yang tadinya wangi menjadi agak bau, dan sebagainya.

    Bila tidak diantisipasi dengan persiapan mental, bisa jadi suami akan terkaget-kaget dan sulit untuk menerima perubahan itu. Apalagi suami yang bersifat perfeksionis dalam menilai penampilan istri. Ia seringkali sangat sulit dan berat menerima perubahan ini.
  2. Fase Ngidam
    Bukan hanya mual-muntah, seringkali masih di trimester pertama, istri juga memiliki permintaan yang aneh-aneh. Tengah malam misalnya, tahu-tahu istri ingin minum air kelapa. Bayangkan, bila untuk mendapatkannya sang suami harus memanjat pohon kelapa di tengah malam buta atau harus pergi ke pasar? Bukankah ini merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan mental kuat. Bila suami siap dan ia sanggup mengusahakan keinginan istri, silakan saja diwujudkan.

    Namun bila sulit, berikan pengertian kepada istri bahwa tidak mungkin mencari kelapa di tengah malam buta. Toh, ngidam memang tidak harus selalu dipenuhi. Jangan takut nanti anaknya ngeces, karena dipenuhi atau tidak ngidam itu, tidak ada hubungannya dengan ngeces.

    Yang dibutuhkan adalah pemahaman suami terhadap latar belakang munculnya ngidam. Asal tahu saja, ngidam bukan keinginan janin yang harus dipenuhi melainkan keinginan yang timbul dari tekanan kondisi hamil yang dialami ibu. Di trimester pertama, mulutnya terasa sangat pahit karena asam lambung naik. Dengan kondisi ini ibu menginginkan makanan yang berbeda dari yang biasa dimakannya sehari-hari. Hal inilah sebenarnya yang menjadi pangkal munculnya ngidam. Karena mulut terasa pahit, ibu ingin makan makanan yang segar-segar, yang mungkin bisa diterima indra pengecapnya.

    Meskipun tidak harus, tapi bila suami bisa memenuhinya, lebih baik segera penuhi karena bentuk perhatian seperti ini efektif meningkatkan psikis istri yang dibutuhkan bagi pertumbuhan janin yang sehat. Namun, seringkali, setelah dipenuhi keinginannya, istri hanya menyentuhnya sambil lewat. Kelapa yang susah-susah dibeli di pasar, airnya hanya diminum seteguk. Nah, jika kondisi seperti ini yang muncul, maka butuh ketabahan mental lagi.

    Tak jarang bila mentalnya belum siap, sikap istri yang tampak seenaknya itu membuat marah suami. Suami harus memahami, sebenarnya istri tidak bermaksud bersikap seenaknya. Ia juga tidak mau hal itu terjadi, ia hanya berharap, air kelapa itu sangat lezat, sesuai bayangannya semula. Ternyata ketika dikecap, mulutnya malah merasa pahit dan makanan tidak bisa masuk ke dalam perutnya. Pada suami yang tidak siap mental, dia merasa bahwa usahanya tidak dihargai sama sekali. Namun, Sebaiknya suami tidak kapok, berikan alternatif lain untuk mengatasi mual muntahnya itu.

    Sebenarnya, tak hanya suami yang harus selalu memahami, istri pun perlu memberikan pengertian ke suami, misalnya dengan menerangkan kondisinya saat itu agar suami betul-betul memahami apa yang sedang dirasakan. Meminta maaf kepada suami pada saat situasi seperti ini bisa dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman.
  3. Mengantar Istri ke Dokter
    Tak kalah penting, meskipun sibuk sebaiknya suami menyediakan waktunya untuk mengantar istri ke dokter karena ini merupakan salah satu hal yang dapat mengangkat psikis ibu dalam memelihara kehamilannya.

    Jadi, baik suami maupun istri, keduanya harus saling berusaha menepati jadwal yang sebelumnya bisa disesuaikan bersama. Dengan menyaksikan dan terlibat dalam proses pemeriksaan, akan timbul empati suami terhadap istri dan anak yang tengah dikandungnya. Hal ini penting untuk kelanjutan pemeliharaan kandungannya. Selain itu, suami pun bisa bertanya ke dokter tentang hal-hal yang sering ditemukan dan dikeluhkan istri. Dari penjelasan yang diberikan dokter, otomatis kondisi mental suami bisa lebih terjaga.

    Tak hanya ke dokter, bila ada waktu, suami pun sebaiknya menemani istri menjalani program senam hamil. Senam ini diyakini sangat membantu ibu menghadapi persalinan. Tidak hanya istri, suami pun perlu mengetahui berbagai tahapan dan kendala yang mungkin terjadi saat persalinan. Bila nanti istri panik, suami akan tahu cara menghadapinya. Suami juga bisa memantau perilaku istri ketika bersalin. Bila terjadi kesalahan, suami bisa langsung mengoreaksinya. Bila hal ini dapat dilakukan dengan baik, tentu beban istri saat melahirkan bisa dikurangi dan kondisi mentalnya akan naik sehingga persalinan bisa berjalan lancar.

    Bayangkan kalau istri tidak pernah ikut senam hamil dan suami tidak punya pengetahuan sedikit pun tentang persalinan. Ketika istri berteriak-teriak, misalnya, suami bisa-bisa bukannya membantu tapi malah ikut panik.
  4. Beban Menghadapi PersalinanMemasuki bulan-bulan terakhir, dimana istri sudah bersiap menghadapi persalinan, sang suami harus mempersiapkan mentalnya lebih kuat lagi. Pada periode trimester ke tiga akhir, selain beban tubuh istri semakin berat, dia juga sering mengalami perasaan takut karena membayangkan proses persalinan yang sulit dan kamar operasi. Oleh karena itu, suami harus hadir sebagai pendamping yang bisa menyamankan kondisi istri.
    Selain itu, kesiapan mental suami pun sangat diperlukan ketika harus menghadapi persalinan yang berisiko. Pada banyak kasus, persalinan tidak bisa berjalan normal, ada perdarahan, persalinan panjang, bayi terlilit tali pusat, sungsang, dan sebagainya, yang bisa saja mengancam nyawa ibu.

    Bila mengetahui bahwa persalinan nanti akan bermasalah, sebaiknya persiapan mental suami dilakukan jauh hari sebelum persalinan. Dengan begitu bila nantinya diperlukan berbagai tindakan darurat, suami sudah langsung bisa mengatasi kondisi mentalnya.
  5. Menemani Istri Bersalin
    Dukungan suami sangat diperlukan agar psikis istri bisa terangkat saat menjalani proses persalinan. Dengan begitu istri bisa lebih kuat, nyaman, percaya diri, dan ringan ketika bersalin. Saat itu, rasa empati suami pun dapat tumbuh lebih dalam, sehingga penghargaan terhadap perjuangan istri dan rasa sayang kepadanya bisa tumbuh lebih sempurna.

    Walaupun begitu, tidak semua suami punya mental yang kuat menyaksikan istri bersalin. Ada yang baru melihat darah sedikit saja sudah mau pingsan. Sebaiknya sebelum mendampingi istri bersalin, suami menilai diri sendiri apakah ia cukup kuat atau tidak. Bila tidak, lebih baik suami tak memaksakan diri mendampingi istri di kamar bersalin. Tunggu saja di luar asalkan peduli dengan apa yang sedang dihadapi istri.

    Jika ibu butuh waktu berjam-jam saat mengalami tahap-tahap pembukaan persalinan, maka dibutuhkan suami dengan ketabahan dan kekuatan mental ekstra. Ketika istri panik dan kesakitan hingga berteriak-teriak, suami amat dituntut kesabaran dan ketenangannya untuk tetap menenteramkan dan mendukung istri dalam menjalani proses persalinan. Persiapan mental suami untuk menemani istri bersalin bisa dilakukan dengan memperkuat tekad.


BAB III
PENUTUP


a. Kesimpulan
Persiapan persalinan dan kelahiran merupakan suatu tahap dalam masa persalinan,dimana semua wanita akan menyadari keharusan untuk melahirkananaknya.
Rencana persalinanadalah rencana tindakan yang dibuat ibu,anggota keluarganyadan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dankekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akanmenerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu.
b. Saran
Dari makalah yang kami susun ini, kami mengharapkan pembaca memahami secara jelas mengenai persiapan persalinan dan kelahiran
sebagai salah satu kebutuhan dasar ibu hamil. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi ibu hamil pada khususnya dan pembaca pada umunya


DAFTAR PUSTAKA


Salmah, dkk.2006. Asuhan Kebidanan Antenatal .Jakarta:EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde.1999 .Memahami Kesehatan ReproduksiWanita.Jakarta:ARCAN.
Departemen Kesehatan RI.1992. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga.Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI.-Badan Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan.1997.
Perawatan Ibu Di Pusat Kesehatan masyarakat.Surabaya:PusatPenelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1.      Latar Belakang
Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan tidak menyenangkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benar-benar memahaminya. Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus menstruasi sampai melewati umur 50 tahun.
Selanjutnya, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat menopause ini sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu untuk energi tubuh, mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang dapat menjadi lebih terlihat pada saat proses penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga yang teratur juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses menopause ini. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas pada pokok pembahasan.
1.2.            Tujuan
1.2.1.                Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Askeb IV dan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai asuhan kebidanan pada ibu menopause.
1.2.2.                Tujuan Khusus
1.        Untuk mengetahui definisi dari menopause
2.        Untuk mengetahui jenis- jenis dari menopause
3.        Untuk mengetahui tahap-tahap dari menopause
4.        Untuk mengetahui gejala- gejala menopause
5.        Untuk mengetahui tanda awal menopause
6.        Untuk mengetahui gangguan pada menopause
7.        Untuk mengetahui kelainan organic pada masa menopause
8.        Untuk mengetahui pengobatan pada menopause
9.        Untuk mengetahui pola makan sehat menuju menopause
10.    Untuk megetahui cara berolahraga pada saat menopause
11.    Untuk mengetahui dan mengerti cara mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu menopause
1.3.Manfaat
  1. Mengetahui definisi dari menopause
  2. Mengetahui jenis- jenis dari menopause
  3. Mengetahui tahap-tahap dari menopause
  4. Mengetahui gejala- gejala menopause
  5. Mengetahui tanda awal menopause
  6. Mengetahui gangguan pada menopause
  7. Mengetahui kelainan organic pada masa menopause
  8. Mengetahui pengobatan pada menopause
  9. Mengetahui pola makan sehat menuju menopause
  10. Megetahui cara berolahraga pada saat menopause
  11. Mengetahui dan mengerti cara mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu menopause
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. DEFINISI MENOPAUSE
Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu Men Dan Pauseis yang menggambarkan berhentinya haid. Menurut kepustakaan abad 17 dan 18, menopause dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi.
Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 40 – 50 tahun. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali. Dapat didiagnosa setelah 1 tahun tidak mengalami menstruasi. Masa pancaroba ini disertai dengan gejala-gejala yang khas. Pada premenopause timbul kelainan haid, sedangkan dalam postmenopause terjadi gangguan vegetatif seperti panas, berkeringat dan palpitari, gangguan psikis berupa labilitas emosi dan gangguan organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang.
Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau berhenti. Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur.
2.2. JENIS-JENIS MENOPAUSE
Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah dan menopause prematur (dini).
1.        Menopause Alamiah
Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Menstruasi datang secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan alirannya mungkin bertambah atau berkurang. Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhkan perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.
2.        Menopause Dini
Menurut dr. ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia di atas 40 tahun, misalnya pada usia di atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan sebagai wanita yang mengalami menopause dini. Demikian juga pada wanita usia produktif yang tidak lagi haid karena pengangkatan rahim, ia tidak dapat disebut sebagai penderita menopause dini. Ini disebabkan indung telurnya masih ada dan masih memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan hormon estrogen. Sementara itu, jika kedua indung telurnya di angkat, otomatis produksi hormon estrogen terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi untuk seterusnya sehingga dapat disebut telah mengalami menopause dini.
Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa karena indung telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker indung telur. Kedua, diduga karena gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan yang tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas zat kimianya. Pada umumnya, obat-obatan pelangsing memang mengandung zat kimia yang dapat menghambat produksi hormon.
Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun setiap orang mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi dari segi perubahan fisik penderita menopause biasanya tampak lebih parah. Ini terlihat dari keluhan –keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang datang lebih cepat. Oleh karena itu datangnya menopause dini perlu diwaspadai.
2.3.     TAHAP- TAHAP MENOPAUSE
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause, menopause dan pasca menopause.
1.    Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan fisik yang berarti.
2.  Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh.
3.        Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain, pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan hormonalnya.
2.4.      GEJALA – GEJALA MENOPAUSE
Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen/progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium.
Perubahan hormonal pada tubuh tersebut berakibat munculnya gejala-gejala seperti nyeri sendi & sakit pada punggung, pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat melakukan hubungan seksual), sulit menahan kencing, gangguan mood & emosi tinggi sehingga menimbulkan stres, selain itu penurunan kadar estrogen juga mengakibatkan kecenderungan peningkatan tekanan darah, pertambahan berat badan & peningkatan kadar kolesterol. Pada jangka panjang keluhan akibat menurunnya kadar estrogen ini dapat menyebabkan osteoporosis, penyakit jantung koroner, dementia tipe Alzheimer, stroke, kanker usus besar, gigi rontok & katarak.
Adapun gejala lain yang terjadi selama menopause yaitu :
a. Ketidakteraturan siklus haid
b. Gejolak rasa panas
d. Perubahan kulit
e. Keringat dimalam hari
f. Sulit tidur
g. Perubahan pada mulut
h. Kerapuhan tulang
j. Penyakit
Bagi kebanyakan wanita keluhan-keluhan tersebut terutama yang bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan dampak negatif pada kualitas hidup & rasa percaya diri. Untuk itu perlu penanganan menopause yang tepat dalam menghadapinya. Saat ini pengobatan yang paling efektif untuk mengobati gejala menopause & sekaligus sebagai pencegahan terhadap osteoporosis adalah dengan terapi berbasis hormon estrogen yang bertujuan untuk menggantikan penurunan estrogen yang terjadi saat menopause. Dan untuk wanita menopause yang masih memiliki uterus (rahim) maka terapi tersebut dikombinasikan dengan progestogen.
2.5.      TANDA AWAL MENOPAUSE
a.    Perubahan kejiwaan
Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah : merasa tua, mudah tersinggunga, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme),  dan juga merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain.
b.  Perubahan fisik
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi.
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah sensitive makin sulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang terutama terjadi pada persendian paha. 
2.6.            GANGGUAN MENOPAUSE
Gangguan menopause ialah jadwal menopause
1)     Menopause premature
     Terhentinya haid pada umur 40 tahun
     Terdapat gejala premenopause hot flushes, kenaikan gonadotropin
2)     Menopause terlambat
     Berhentinya haid setelah umur 55 tahun
     Terdapat gejala menopause
2.7.      KELAINAN ORGANIC PADA MASA MENOPAUSE
Dengan rangsangan estrogen terus-menerus tanpa selingan progesterone memberikan peluang terjadinya keadaan patologis organ tujuan estrogen dalam bentuk :
1)          Perdarahan disfungsional semakin meningkat
2)          Terjadi perubahan alat genetalia menjadi tumor jinak ; mioma uteri,
polip endometrial, polip servikal
3)  Karsinoma korpus uteri
4)   Keganasan payudara
2.8.      PENGOBATAN
Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani Terapi Sulih Hormon (TSH). Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan keuntungan yang diperoleh dari TSH dengan dokter pribadinya.
Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk :
·                     Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan.
·                     Membantu mengurangi kekeringan pada vagina.
·                     Mencegah terjadinya osteoporosis.
Beberapa efek samping dari TSH :
·           Perdarahan vagina
·           Nyeri payudara
·           Mual
·           Muntah
·           Perut kembung
·           Kram rahim.
Untuk mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan dari TSH, para ahli menganjurkan:
·                     Menambahkan progesteron terhadap estrogen.
·                     Menambahkan testosteron terhadap estrogen.
·                     Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah.
·      Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk pemeriksan panggul, dan Pap smear sehingga kelainan bisa ditemukan sedini mungkin.
Estrogen tersedia dalam bentuk alami dan sintetis (dibuat di laboratorium). Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala, migren. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal).
Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan lapisan vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser) dan untuk mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Wanita pasca menopause yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko menderita kanker endometrium. Resiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya pemakaian estrogen. Jika terjadi perdarahan abnormal dari vagina, dilakukan biopsi lapisan rahim. Mengkonsumsi progesteron bersamaan dengan estrogen dapat mengurangi resiko terjadinya kanker endometrium. Biasanya terapi sulih hormon estrogen tidak dilakukan pada wanita yang menderita :
Ø Kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut
Ø Perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti
Ø Penyakit hati akut
Ø Penyakit pembekuan darah Porfiria intermiten akut.
Kepada wanita tersebut biasanya diberikan obat anti-cemas, progesteron atau klonidin untuk mengurangi hot flashes. Untuk mengurangi depersi, kecemasan, mudah tersinggung dan susah tidur bisa diberikan anti-depresi.
2.9.    POLA MAKAN SEHAT MENUJU MENOPAUSE
Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita. Untuk mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin adalah salah satu jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormon estrogen pada tubuh. Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan mengkonsumsi ekstra estrogen yang banyak terkandung pada sejumlah bahan pangan.
Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak begitu bagus untuk seorang wanita menuju masa menopause karena ransel di kalori dapat lebih mudah selama fase kehidupan ini dan faktor risiko jenis penyakit tertentu bisa naik. Tidak mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman berkafein, akan memelihara hati dan sistem kardiovaskular yang sehat dan membantu untuk mengurangi risiko kondisi seperti kanker dan diabetes.
Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa kafein. Sayuran dan buah-buahan segar selalu penting untuk disertakan dalam setiap diet. Seorang wanita harus menjauhi makanan berlemak dan manis serta yang mengandung kafein atau apa pun yang benar-benar tidak memiliki nilai gizi.
Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur kimianya mirip dengan hormon estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efek seperti kerja estrogen. Senyawa tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan fitoestrogen adalah jenis kacang-kacangan terutama kacang kedelai, serta dapat ditemukan pada hampir semua jenis serealm sayuran, pepaya, dan tanaman lain yang kaya akan kalsium. Bahan pangan kaya fitoestrogen yang cocok digunakan untuk minuman segar antara lain tahu sutera. Bahan yang terbuat dari kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat lembut, seperti krim kental, dapat menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan minyak hewani.- Susu Kedelai. Susu yang terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen, sangat fleksibel diolah menjadi dessert yang mengugah selera. Dianjurkan pula mengkomsumsikan bengkuang, agar-agar rumput laut.
2.10.  OLAHRAGA TERATUR MENJELANG MENOPAUSE
Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya. Berolahraga memungkinkan untuk membakar lemak yang berlebih dengan lebih efisien. Dengan demikian, olahraga mambantu mengandalikan berat badan. Selain itu olahraga mempunyai manfaat sebagai berikut :
1)   Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, serta kemampuan tubuh untuk menjaga kadar gula darah.
2)   Menjaga kepadatan tulang.
3)   Menjaga massa otot.
4)   Membakar kalori lemak.
5)   Mengurangi stress
6)   Mengurangi gejala menopause misalnya meriang.
7)   Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi sejalan dengan bertambahnya usia.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Hari       : Sabtu                                                          Pukul  : 09.00 WIB
Tanggal          : 24 Desember 2011                                       Oleh    : Bidan
Subjektif
     Ny. E usia 41 tahun datang ke BPS pada tanggal 24 Desember 2011 pukul 09.00 WIB untuk memeriksakan kesehatannya. Dari hasil anamnesa diketahui Ny. E usia 41 tahun, Pendidikan SMP, Pekerjaan IRT , isteri dari Tn. D usia 45 tahun, pendidikan SMP, Pekerjaan Petani, kebangsaan Indonesia , Suku  Sunda, Agama islam, Alamat Kp. Poponcol Rt 02/01 Kelurahan Ciwulan Kecamatan Telaga Sari Kabupaten Karawang.
Ny. E untuk pertama kalinya datang ke BPS untuk memeriksakan kesehatannya karena ia mengeluh akhir- akhir ini Ny. E sering merasakan nyeri sendi, sakit pada punggung, sulit menahan kencing, rasa panas dan sulit tidur.
Ny. E menyatakan bahwa ia sudah tidak mendapatkan haid sejak dua bulan yang lalu
.
Objektif
Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik, keadaan emosionalnya stabil dan  kesadarannya compos mentis. Tekanan darah 130/80 mmHg, denyut nadi 74 x/menit, pernafasan 21 x/menit dan suhu badan 36,5 0 C. Tinggi badan 160 cm dengan berat badan 60 kg. Hasil pemeriksaan fisik  tidak ada oedema pada muka, konjungtiva pink, sklera terlihat putih. Pada mulut dan bibir tidak ada sariawan (stomatitis), lidah bersih, tidak ada pembengkakan dan perdarahan pada gusi, gigi ada caries. Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid dileher dan kelenjar getah bening di axilla. Bentuk dadanya simetris dan tidak ada retraksi pada dadanya, bunyi jantung ada bunyi mur-mur dan paru – paru tidak ada bunyi wheezing, Pada punggung dan pinggang tidak ada kelainan, posisi tulang belakang lordosis, tidak ada nyeri ketuk pada pinggang. Pada anus tidak ada haemoroid.
Assesmant
ibu usia 41 tahun dengan menopause.
Planning
·      Beritahu hasil pemeriksaan, memeberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu saat ini dalam keadaan baik, namun ibu sudah mengalami masa menopause.
·      Beritahu istirahat, memeberitahu pola istirahat yang cukup, ibu jangan terlalu banyak bekerja yang menyebabkan kelelahan.
·      Beritahu kebutuhan nutrisi, memberitahu kebutuhan nutrisi yang sesuai yaitu tidak mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman berkafein, akan memelihara hati dan sistem kardiovaskular yang sehat dan membantu untuk mengurangi risiko kondisi seperti kanker dan diabetes. Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa kafein.
·         Penkes personal hygiene, memberitahukan tentang personal hygiene yaitu mandi, ganti pakaian, cuci rambut dan gososk gigi di lakukan setiap hari.
·         Beritahu gejala menopause, memberitahukan tanda gejala menopause kepada pasien yaitu : Ketidakteraturan siklus haid, Gejolak rasa panas, Perubahan kulit, Keringat dimalam hari, Sulit tidur, Perubahan pada mulut, Kerapuhan tulang, Penyakit.
·            Beritahu penanganan, memberikan penanganan seperti : Pengobatan atau penanggulangan keluhan menopause bergantung dari beratnya keluhan atau lamanya masa menopause. Pengobatan dapat dilakukan dengan beberapa usaha antara lain :
1.    Mengurangi gejala-gejala yang mengganggu ( pengobatan simptomatis). Pengobatan simptomatis diberikan misalnya untuk pengobatan sakit kepala, jantung berdebar, tekanan darah yang tinggi dan lain sebagainya. Setelah gejala-gejala berkurang dapat dilanjutkan dengan pengobatan spesifik yaitu pengobatan Estrogen. Perlu diketahui bahwa pengobatan untuk menghilangkan gejala sampingan hanya bersifat sementara dan akan dikeluhkan kembali bila obat yang diberikan habis.
2.    Penggantian hormon yang kurang atau hilang.( Hormon Replacement Terapi = HRT ). Pengobatan estrogen penting bagi para wanita yang mempunyai faktor-faktor risiko untuk penyakit jantung misalnya perokok, riwayat penyakit jantung dan stroke dalam keluarga, kegemukan, tekanan darah tinggi dan wanita dengan menopause yang terlalu cepat (dini). Ada 5 keuntungan pemberian HRT antara lain :
• Meningkatkan mutu hidup para wanita bila gejala-gejala menopause itu dapat hilang dengan pengobatan estrogen
.• Tanpa pengobatan gejala-gejala tersebut akan bertahan selama waktu 10 tahun atau kadang-kadang seumur hidup.
• Pengobatan dengan estrogen jangka panjang akan melindungi kehilangan massa tulang dan osteoporosis.
• Keluhan-keluhan saluran kencing dan kemaluan akan berkurang, misalnya infeksi saluran kemih, , vagina, juga prolapsus uteri.
• Meningkatkan daya ingatan yang mulai berkurang.
3. Pengobatan supportif (pengobatan tambahan : misalnya Olah raga dan diet). Pengobatan supportif yang penting adalah mempertahankan hidup sehat.. Berhenti merokok akan sangat membantu, juga hindari minum alkohol dan kopi (caffein). Sering berolah raga untuk menurunkan berat badan, misalnya berjalan kaki. Makanan, sebaiknya yang cukup mengandung banyak kalsium.
BAB IV
P E N U T U P

3.1.    KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menopause bukanlah suatu yang menakutkan. Kedatangannya tidaklah menakutkan asalkan kita bisa mensikapinya dengan bijaksana & apabila terjadi keluhan-keluhan, kunjungilah nakes untuk mendapatkan terapinya.
Pada tinjauan kasus di atas dapat disimpulkan bahwa Ny.E telah mengalami menopause, Ny.E merasakan nyeri sendi, sakit pada punggung, sulit menahan kencing, rasa panas dan sulit tidur dan ia sudah tidak mendapatkan haid sejak dua bulan yang lalu. Untuk mengurangi gejala menopause dapat dengan Pengobatan supportif. Pengobatan supportif yang penting adalah mempertahankan hidup sehat. Berhenti merokok akan sangat membantu, juga hindari minum alkohol dan kopi (caffein) dan sering berolah raga untuk menurunkan berat badan, misalnya berjalan kaki.
3.2.    SARAN
Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering ditakuti oleh para wanita. Namun, hal ini bukan berarti wanita kehilangan identitas kewanitaannya. Justru seharusnya sadar bahwa wanita yang mengalami masa menopause memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang matang dalam berpikir. Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat memasuki masa menopause akan terjadi perubahan fisik dan emosi. Oleh karena itu, masa menopause merupakan masa yang membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari berbagai pihak, terutama keluarga. Selain hal tersebut penting diingat bahwa gaya hidup kita semasa muda sangat mempengaruhi gejala menopause yang akan dirasakan kelak. Berikut beberapa tips supaya tetap sehat saat memasuki masa menopause nanti, yaitu :
1.    Tidak merokok (bila merokok cobalah untuk berhenti),
2.    Tidak minum alkohol,
3.    Sering berolah raga secara teratur,
4.    Makan makanan yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang
kedelai sebagai sumber fitoestrogen)
5.    Cukup terkena cahaya matahari.